Hujan yang mengguyur Malang sejak siang membatalkan rencana untuk mencetak foto simulasi di lab. Maka printer di ujung ruang perpustakaan mamipo menjadi pilihan bijak untuk mencetak foto simulasi.
Materi foto diprint kecil, lalu ditempel pada dinding untuk mengatur ritme pasangan foto yang akan ditata nanti. “Aku menginginkan mood yang tepat pada setiap jeda pasangan foto. Ini memberi ruang kepada pemirsa untuk menafsir dan “berdialog” namun tetap terjaga dalam konten fotonya”, tutur Deny.
Di tengah persiapan materi foto pameran, Boby, fotografer yang juga desainer grafis pameran sibuk menyiapkan desain banner pameran. Usai menata simulasi foto, sorenya kami “makan siang” di kedai rawon langganan Swan Ti. Entah, karena terlalu bersemangat atau karena daging rawon, tiba-tiba Deny mengeluh lambungnya sakit dan balik ke tempat pameran ditemani Boby.
“Rasanya aku masuk angin nih”, kata Deny. Lalu segelas air putih hangat menjadi terapi pribadi yang lumayan manjur.