Selasa, 18 November 2008

"Vivere" di Jurnas Minggu


Kompilasi foto-foto Vivere-Dare to Live telah dimuat di koran Jurnal Nasional, Jakarta pada Minggu (16/11).

Terima kasih untuk rekan redaksi Jurnal Nasional

Rabu, 05 November 2008

"Vivere" di Media













Wahyoe Boediwardhana
, The Jakarta Post , Malang | Wed, 11/05/2008 10:34 AM | East Java

In the more than two years since the ongoing Sidoarjo mudflow disaster first hit, displacing thousands of villagers, it has remained a reality never fully spoken about in the public space.

But in contrast to most media portrayals, which show the horrible side of the disaster, a solo photo exhibition by freelance photographer Mamuk Ismuntoro is displaying its human face.

In the exhibition at the Malang Meeting Point, which gathers 26 photos taken on different occasions over the past two years under the title "Dare to Live", Mamuk seeks to catalogue people's grief from their initial displacement until the protracted suspension of compensation payments by PT Lapindo Brantas Inc.


selengkapnya
: Disini

Minggu, 02 November 2008

Pembukaan Pameran

Suasana pembukaan pameran di mamipo galeri
foto: Boby Matanesia

Kawan-kawan komunitas foto dan kampus serta undangan mulai berdatangan sejak pukul 15.40. Hubert Januar dan Josua dari Surabaya malah sudah mampir sejak pukul 15.00 usai menghadiri perhelatan Salon Foto Indonesia, di Batu, Malang.

Ng Swan Ti (mamipo) lantas membuka pameran dan diikuti para undangan menuju ruang galeri. Ruang “mini galeri” (sebutan galeri mamipo oleh kurator Deny Salman) terasa penuh saat undangan mulai masuk. “Sedikit tidak nyaman memang saat pembukaan pameran.Jika belum puas bisa datang lagi kapan saja. Galeri dibuka mulai pukul 10.00 – 22.00 wib”, kata Mamuk, fotografer.

Di luar komunitas foto dan mahasiswa, beberapa tokoh foto Malang dan Yogja juga menyempatkan hadir. Agus Leonardus, Paul I Zacharia, dan Pak Kadir dari Malang Photo Club terlihat berbincang di ruang pameran.

Lendy Widayana dan Peter Wang dari IndonesiaDiscovery juga asik dengan kamera poket masing-masing di tengah pembukaan. Sementara rombongan siswa Indonesia School of Photography berbaur dengan kawan-kawan JUFOC dan Himmarfi – AWS.


“Lega rasanya acara sudah dibuka”, celutuk Swan Ti kepada Mamuk dan Deny.Terima kasih kepada semua kawan dan kolega. Semoga pameran perdana tunggal, di tempat perdana mamipo oleh kurator muda Deny Salman menjadi inspirasi bagi kelangsungan aktivitas ruang cipta dan dialog di Jawa Timur.

Keo Budiharianto, Agus Leonardus, Edy Purnomo dan Peter Wang.
(searah jarum jam)
foto: Boby Matanesia