Kompilasi foto-foto Vivere-Dare to Live telah dimuat di koran Jurnal Nasional, Jakarta pada Minggu (16/11).
Terima kasih untuk rekan redaksi Jurnal Nasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
skip to main |
skip to sidebar
~Oscar Motuloh~
Galeri Foto Jurnalistik Antara
Pameran Foto Mamuk Ismuntoro:: Malang Meeting Point,1-30 November 2008
“Aku ingin menunjukkan hal-hal yang harus dikoreksi.
Aku ingin menunjukkan hal-hal yang harus dihargai.
…andai kata-kata bisa kugunakan untuk bercerita,
aku tak perlu menenteng-nenteng kamera.”
(Lewis Hine)
Seperti Hine, Mamuk juga sanggup melihat bahwa kehidupan bukanlah sekedar kumpulan persoalan/masalah yang harus dikoreksi; kehidupan juga dipenuhi oleh peristiwa yang juga harus disyukuri dan diapresiasi, hal-hal yang menguatkan kita sebagai manusia dan sebagi masyarakat.
Mamuk hadir untuk menunjukkan apa yang sering terlewatkan: menghargai kehidupan itu sendiri! Yang oleh Andrea Bocelli disyukuri sebagai yang indah meski tanpa kita memintanya:
…
vivere Ë bello anche
se non l'hai chiesto mai
…
Warga Porong Sidoarjo tahu dan yakin betapa indah dan berharganya hidup, yang mereka terima sebagai anugerah itu. Meski tidak seperti yang mereka harapkan, mereka tetap tabah dan tegar untuk menjalaninya. Tetap berjuang mempertahankan apa yang diwariskan oleh nenek-moyangnya dan apa yang segala yang telah diraih; mempertahankan keluarga, kekerabatan dan komunitas untuk tetap utuh dari tekanan-tekanan naluri kematian yang memporakporandakan.
…
Vivere
Dare to live!
Until the very last
…
Pameran ini adalah kesaksian Mamuk Ismuntoro atas keberanian dan ketabahan itu.
Foto-fotonya menjadi elok karenanya!
Depok, Oktober 2008
Ahmad ‘deNy’ Salman
Kurator.
Aku ingin menunjukkan hal-hal yang harus dihargai.
…andai kata-kata bisa kugunakan untuk bercerita,
aku tak perlu menenteng-nenteng kamera.”
(Lewis Hine)
Seperti Hine, Mamuk juga sanggup melihat bahwa kehidupan bukanlah sekedar kumpulan persoalan/masalah yang harus dikoreksi; kehidupan juga dipenuhi oleh peristiwa yang juga harus disyukuri dan diapresiasi, hal-hal yang menguatkan kita sebagai manusia dan sebagi masyarakat.
Mamuk hadir untuk menunjukkan apa yang sering terlewatkan: menghargai kehidupan itu sendiri! Yang oleh Andrea Bocelli disyukuri sebagai yang indah meski tanpa kita memintanya:
…
vivere Ë bello anche
se non l'hai chiesto mai
…
Warga Porong Sidoarjo tahu dan yakin betapa indah dan berharganya hidup, yang mereka terima sebagai anugerah itu. Meski tidak seperti yang mereka harapkan, mereka tetap tabah dan tegar untuk menjalaninya. Tetap berjuang mempertahankan apa yang diwariskan oleh nenek-moyangnya dan apa yang segala yang telah diraih; mempertahankan keluarga, kekerabatan dan komunitas untuk tetap utuh dari tekanan-tekanan naluri kematian yang memporakporandakan.
…
Vivere
Dare to live!
Until the very last
…
Pameran ini adalah kesaksian Mamuk Ismuntoro atas keberanian dan ketabahan itu.
Foto-fotonya menjadi elok karenanya!
Depok, Oktober 2008
Ahmad ‘deNy’ Salman
Kurator.
Akankah Porong masih tercantum pada peta Indonesia lima tahun lagi?Pewarta foto Mamuk Ismuntoro mencoba menghamparkan data-data visualnya pada kita. Sebentuk data yang memiliki roh, yang berjiwa. Semuanya disajikannya pada kita untuk mencoba menggugah betapa sangat seriusnya persoalan penghancuran lingkungan yang disinyalir terjadi karena kealpaan manusia. Suatu tangung jawab yang dalam jalan apapun selalu harus ditanggung secara ksatria oleh sang penghancur bumi dan para kerabat-kerabatnya demi eksistensi dan pelestarian planet bumi untuk para generasi mendatang.
~Oscar Motuloh~
Galeri Foto Jurnalistik Antara
"Foto-foto tersebut memperlihatkan kekuatan dan kerendahan
hati, menggambarkan penderitaan dan ketabahan orang-orang di Porong.
Diperlukan jiwa yang lembut dan mata yang berbakat untuk melihat situasi yang tidak secara nyata terlihat di sekitar kita dan Mamuk telah melakukan hal itu dalam seleksi foto-foto Porong"
~Sinartus Sosrodjojo~
Kepala Divisi Art & Foto Media Indonesia
Buku Tamu
Blog Archive
Tidak ada komentar:
Posting Komentar