
Kompilasi foto-foto Vivere-Dare to Live telah dimuat di koran Jurnal Nasional, Jakarta pada Minggu (16/11).
Terima kasih untuk rekan redaksi Jurnal Nasional
Pameran Foto Mamuk Ismuntoro:: Malang Meeting Point,1-30 November 2008
Ng Swan Ti (mamipo) lantas membuka pameran dan diikuti para undangan menuju ruang galeri. Ruang “mini galeri” (sebutan galeri mamipo oleh kurator Deny Salman) terasa penuh saat undangan mulai masuk. “Sedikit tidak nyaman memang saat pembukaan pameran.Jika belum puas bisa datang lagi kapan saja. Galeri dibuka mulai pukul 10.00 – 22.00 wib”, kata Mamuk, fotografer.
Di luar komunitas foto dan mahasiswa, beberapa tokoh foto Malang dan Yogja juga menyempatkan hadir. Agus Leonardus, Paul I Zacharia, dan Pak Kadir dari Malang Photo Club terlihat berbincang di ruang pameran.
Lendy Widayana dan Peter Wang dari IndonesiaDiscovery juga asik dengan kamera poket masing-masing di tengah pembukaan. Sementara rombongan siswa Indonesia School of Photography berbaur dengan kawan-kawan JUFOC dan Himmarfi – AWS.
Akankah Porong masih tercantum pada peta Indonesia lima tahun lagi?Pewarta foto Mamuk Ismuntoro mencoba menghamparkan data-data visualnya pada kita. Sebentuk data yang memiliki roh, yang berjiwa. Semuanya disajikannya pada kita untuk mencoba menggugah betapa sangat seriusnya persoalan penghancuran lingkungan yang disinyalir terjadi karena kealpaan manusia. Suatu tangung jawab yang dalam jalan apapun selalu harus ditanggung secara ksatria oleh sang penghancur bumi dan para kerabat-kerabatnya demi eksistensi dan pelestarian planet bumi untuk para generasi mendatang.
"Foto-foto tersebut memperlihatkan kekuatan dan kerendahan
hati, menggambarkan penderitaan dan ketabahan orang-orang di Porong.
Diperlukan jiwa yang lembut dan mata yang berbakat untuk melihat situasi yang tidak secara nyata terlihat di sekitar kita dan Mamuk telah melakukan hal itu dalam seleksi foto-foto Porong"
~Sinartus Sosrodjojo~
Kepala Divisi Art & Foto Media Indonesia